By : Wolio-Shopfloor Management & Genba Kaizen Specialist
Salah satu faktor yang harus diperangi dalam meningkatkan produktivitas
kerja dalam bidang industri adalah banyaknya pembororsan (waste) yang sering
tidak disadari oleh hampir sebagian besar para pelaku industri. Menghilangkan
pemborosan merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian khusus. Pemborosan
yang dimaksud mencakup segala sesuatu aktivitas yang berlebihan yang tidak memiliki
nilai tambah (value added) dalam menjalan aktivitas kerja.
7 Waste atau 7 Pemborosan dalam bahasa Jepang dikenal dengan MUDA, yang pertama kali diperkenalkan oleh Taiichi
Ono sebagai bagian dari konsep TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. sebagai bagian dari pendekatan meningkatkan produktifitas yang berorientasi penghematan biaya maka metoda penghilangan Waste (Muda) tersebut harus diajarkan ke setiap anggota
organisasi sebagai prasyarat mutlak.
Dalam kontek lean manufacturing menekankan kita agar memahami bahwa setiap altivitas perkerjaan terdiri dari dua bagian yaitu aktivitas yang bernilai tambah (add value) dan aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-added value).
Dalam kontek lean manufacturing menekankan kita agar memahami bahwa setiap altivitas perkerjaan terdiri dari dua bagian yaitu aktivitas yang bernilai tambah (add value) dan aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-added value).
1.
Kelebihan Produksi (Over Production).
yang dimaksud disini
adalah pembuatan produk yang lebih banyak, lebih dini dan lebih cepat dari yang
telah ditentukan, sehingga cenderung
berdampak pada kelebihan jumlah persedian yang dibutuhkan. Kelebiahan produk yang
dibuata merupakan langkah spekulasi terhadap permintaan yang bersiko terhadap
tingginya biaya produksi.
Pemborosan yang terkait dengan produksi yang
berlebihan antara lain :
•Bahan baku dan persedian yang banyak
(berlebihan).
•Penambahan areal penyimpanan dan penanganan.
•Investasi modal yang tidak diperlukan menyangkut
mesin-mesin
dan
peralatan lainnya.
•Meningkatnya produk yang cacat.
•Penambahan overhead.
•Kebutuhan tenaga kerja yang berlebihan.
•Membingungkan
penentuan prioritas dalam process produksi.
2. Transportasi
Perpindahan produk dari suatu proses ke proses berikutnya yang
tidak memiliki nilai tambah yang berdampak pada kelibihan jarak tempuh dalam
proses penagangan/pemindahan produk yang dihasilakan maupun material/bahan baku yang diperlukan.
Meskipun penting, transportasi tidak
menambah nilai apapun untuk produk. Oleh karena itu didefinisikan sebagai pemborosan
dan harus dihilangkan.
Pemborosan yang dihasilkan akibat
transportasi adalah :
• Kerusakan
material dalam proses transportasi dari suatu tempat ke tempat lain.
• Kehilangan
waktu dalam proses transportasi.
• Kehilangan
material.
• Kesalahan
material yang dipindahkan.
• Tempat
penyimpanan yang diperlukan untuk material yang sedang menunggu
untuk dipindahkan.
• Kesemrawutan di areal shopfloor
3.
Motion / pergerakan
Yang dimaksud dengan motion atau pergerakan adalah setiap pergerakan mesin
atau manusia yang tidak diperlukan. Misalnya saja memindahkana material/barang
dari satu tempat ke tempat lain yang lebih tinggi atau yang jauh karena layout
penempatan material/barang yang tidak efektif.
Dalam proses pergerakan kerja harus memperharikan
aspek ergonomik seperti ketika berjalan, menekuk mengangkat, mencapai,
meregangkan. Aspek ergonomik dalam berkerja sangat berpengaruh dengan faktor
kesehatan, keselamatan dan keamanan bagi karyawan perusahaan.
Pemborosan yang disebabkan oleh pergerakan yang
tidak perlu :
• Pergerakan yang berat dan berlebihan akan berpotensi mengakibatkan cedera.
• Pemborosan waktu disebabkan layout stasiun kerja yang tidak efektif, sehingga alur pergerakan material, part, produk dan peralatan yang tidak efektif.
• Kehilangan waktu disebabkan pergerakan yang tidak diperlukan.
• Kehilangan waktu dan cedera yang disebabkan perpindahan barang-barang berat secara manual yang dilakukan secara berulang.
• Proses perakitan secara rutin yang tidak terkoordinasi dengan baik dalam suatu team kerja sehingga akan mengakibatkan produktifitas dan qualitas menurun.
• Pergerakan yang berat dan berlebihan akan berpotensi mengakibatkan cedera.
• Pemborosan waktu disebabkan layout stasiun kerja yang tidak efektif, sehingga alur pergerakan material, part, produk dan peralatan yang tidak efektif.
• Kehilangan waktu disebabkan pergerakan yang tidak diperlukan.
• Kehilangan waktu dan cedera yang disebabkan perpindahan barang-barang berat secara manual yang dilakukan secara berulang.
• Proses perakitan secara rutin yang tidak terkoordinasi dengan baik dalam suatu team kerja sehingga akan mengakibatkan produktifitas dan qualitas menurun.
4.
Menunggu (waiting)
Waktu tunggu
atau nganggur yang disebabkan oleh bahan baku,material/part,
informasi, orang, peralatan serta sistem yang tidak siap sesuai rencana. Setiap part/material barang yang tidak
bergerak atau tidak diproses maka pemborosan karena menunggu akan terjadi.
Pemborosan yang ditimbulkan akibat menunggu :
• Bertambahnya lead time alat yang tidak terpakai dan alat yang menganggur.
• Terjadinya botleneck proses
• Rendahnya input produksi di daerah hilir dari suatu proses prdoduksi.
•
Utilisasi
tenaga kerja & alat dalam proses produksi tidak optimal
5. Process Berlebihan (over process) :
Proses
atau gerakan yang berlebihan atau tidak perlu dilakukan dalam aktifitas kerja .
Pemborosan yang yang dihasilkan karena proses
yang berlebihan :
• Timbulnya barang rusak dan kehilangan waktu yang disebabkan karena rancangan yang kurang baik atau proses
pengerjaan yang tidak efektif.
• Barang rusak atau yang dikerjakan ulang dengan tidak memiliki spesifikasi
yang tidak jelas.
• Adanya pekerjaan penyimpanan dan penanganan tambahan barang yang
berstatus “work-in-process”.
• Pengerjaan ulang karena terjadinya perubahan pesanan setelah proses
produksi dimulai.
• Extra penggunaan peralatan yang membutuhkan lead time dan konsumsi
energi yang berlebihan.
• Productivitas
menurun.
6. Inventory : Kelebihan material, part,
barang yang berstatus WIP dan produk yang
tidak dibutuhkan oleh pelanggan.
Kelebihan
persedian cenderung menyebabkan persoalan persoalan yang rumit didalam pabrik
yang seharusnya teridentifikasi dan terkontrol dengan baik.
Kemungkinan
yang timbul akibat pemberosan yang disebabkan oleh persediaan bahan :
• Kehilangan
productivitas penggunaan areal penyimpanan persediaan bahan.
• Berpotensi
menyebabkan kesalahan terhadap produk,
• Modal yang menganggur.
• Mempertinggi lead time process.
• Mempertinggi biaya perawatan dan penanganan
persediaan.
• Berpotensi terhadap kerusakan persediaan
• Kesemrawutan dalam sistem penelusuran
7. Kerusakan/Cacat (Defect) : Pekerjaan
yang tidak sesuai dengan spesifikasi pelanggan (proses kerja berikutnya).
Pemborosan yang ditimbulkan karena kerusakan
antara lain :
• Berkurangnnya bahan baku, yang menyebabkan
kekurangan materal yang diperlukan.
• Pemborosan terhadap waktu dalam pembuatan ulang
atau perbaikan produk yang rusak.
• Peningkatan waktu tunggu terhadap proses
berikutnya yang mempengaruhi penambahan biaya dan lead time.
• Pekerjaan rework merupakan suatu yang tidak
berguna karena dapat meningkatkan biaya operasional
• Sortasi
produk cacat dari produk yang diterima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar