Minggu, 06 Januari 2013

Meningkatkan Produktivitas dan profit dengan Sistem 7 Waste

By : Wolio-Shopfloor Management & Genba Kaizen Specialist

Salah satu faktor yang harus diperangi dalam meningkatkan produktivitas kerja dalam bidang industri adalah banyaknya pembororsan (waste)  yang sering tidak disadari oleh hampir sebagian besar para pelaku industri. Menghilangkan pemborosan merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian khusus.  Pemborosan yang dimaksud mencakup segala sesuatu aktivitas yang berlebihan yang tidak memiliki nilai tambah (value added) dalam menjalan aktivitas kerja.

7 Waste atau 7 Pemborosan dalam bahasa Jepang dikenal dengan MUDA, yang pertama kali diperkenalkan oleh Taiichi Ono sebagai bagian dari konsep TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. sebagai bagian dari pendekatan meningkatkan produktifitas yang berorientasi penghematan biaya maka metoda penghilangan Waste (Muda) tersebut harus diajarkan ke setiap anggota organisasi sebagai prasyarat mutlak.

Dalam kontek lean manufacturing menekankan kita agar memahami bahwa setiap altivitas perkerjaan terdiri dari dua bagian yaitu aktivitas yang bernilai tambah (add value) dan aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-added value).
1.      Kelebihan Produksi (Over Production).
yang dimaksud disini adalah pembuatan produk yang lebih banyak, lebih dini dan lebih cepat dari yang telah ditentukan, sehingga cenderung  berdampak pada kelebihan jumlah persedian  yang dibutuhkan. Kelebiahan produk yang dibuata merupakan langkah spekulasi terhadap permintaan yang bersiko terhadap tingginya biaya produksi.

Pemborosan yang terkait dengan produksi yang berlebihan antara lain :

•Bahan baku dan persedian yang banyak (berlebihan).
•Penambahan areal penyimpanan dan penanganan.
•Investasi modal yang tidak diperlukan menyangkut mesin-mesin 
  dan peralatan lainnya.
•Meningkatnya produk yang cacat.
•Penambahan overhead.
•Kebutuhan tenaga kerja yang berlebihan.
•Membingungkan penentuan prioritas dalam process produksi.

2.   Transportasi
 Perpindahan produk  dari suatu proses ke proses berikutnya yang tidak memiliki nilai tambah yang berdampak pada kelibihan jarak tempuh dalam proses penagangan/pemindahan produk yang dihasilakan maupun material/bahan baku yang diperlukan.

Meskipun penting, transportasi tidak menambah nilai apapun untuk produk. Oleh karena itu didefinisikan sebagai pemborosan dan harus dihilangkan.

Pemborosan yang dihasilkan akibat transportasi adalah :
Kerusakan material dalam proses transportasi dari suatu tempat ke tempat lain.
Kehilangan waktu dalam proses transportasi.
Kehilangan material.
Kesalahan material yang dipindahkan.
Tempat penyimpanan yang diperlukan untuk material yang sedang menunggu
   untuk dipindahkan.
  Kesemrawutan di areal shopfloor

3.      Motion / pergerakan
Yang dimaksud dengan motion atau pergerakan adalah setiap pergerakan mesin atau manusia yang tidak diperlukan. Misalnya saja memindahkana material/barang dari satu tempat ke tempat lain yang lebih tinggi atau yang jauh karena layout penempatan material/barang yang tidak efektif.

Dalam proses pergerakan kerja harus memperharikan aspek ergonomik seperti ketika berjalan, menekuk mengangkat, mencapai, meregangkan. Aspek ergonomik dalam berkerja sangat berpengaruh dengan faktor kesehatan, keselamatan dan keamanan bagi karyawan perusahaan.

    Pemborosan yang disebabkan oleh pergerakan yang tidak perlu :
  Pergerakan yang berat dan berlebihan akan berpotensi  mengakibatkan cedera.
  Pemborosan waktu disebabkan layout stasiun kerja yang tidak efektif, sehingga alur pergerakan material,  part, produk dan peralatan yang tidak efektif.
  Kehilangan waktu disebabkan pergerakan yang tidak diperlukan.
  Kehilangan waktu dan cedera yang disebabkan perpindahan barang-barang berat secara manual yang dilakukan secara berulang.
  Proses perakitan secara rutin yang tidak terkoordinasi dengan baik dalam suatu team kerja sehingga akan mengakibatkan produktifitas dan qualitas menurun.

4.      Menunggu (waiting)  
Waktu tunggu atau nganggur yang disebabkan oleh bahan baku,material/part, informasi, orang, peralatan serta sistem yang tidak siap sesuai rencana. Setiap part/material barang yang tidak bergerak atau tidak diproses maka pemborosan karena menunggu akan terjadi.

Pemborosan yang ditimbulkan akibat menunggu :
• Bertambahnya lead time alat yang tidak terpakai dan alat yang menganggur.
• Terjadinya botleneck proses
• Rendahnya input produksi di daerah hilir dari suatu proses prdoduksi.
   Utilisasi tenaga kerja & alat dalam proses produksi tidak optimal

5.      Process Berlebihan (over process) :
      Proses atau gerakan yang berlebihan atau tidak perlu dilakukan dalam aktifitas kerja .

      Pemborosan yang yang dihasilkan karena proses yang berlebihan :
  Timbulnya barang rusak dan kehilangan waktu yang disebabkan karena  rancangan yang kurang baik atau proses pengerjaan yang tidak efektif.
  Barang rusak atau yang dikerjakan ulang dengan tidak memiliki spesifikasi yang tidak jelas.
  Adanya pekerjaan penyimpanan dan penanganan tambahan barang yang berstatus “work-in-process”.
  Pengerjaan ulang karena terjadinya perubahan pesanan setelah proses produksi dimulai.
  Extra penggunaan peralatan yang membutuhkan lead time dan konsumsi energi yang berlebihan.
  Productivitas menurun.

6.  Inventory  : Kelebihan material, part, barang yang berstatus WIP dan produk yang    
     tidak dibutuhkan oleh pelanggan.
Kelebihan persedian cenderung menyebabkan persoalan persoalan yang rumit didalam pabrik yang seharusnya teridentifikasi dan terkontrol dengan baik.

Kemungkinan yang timbul akibat pemberosan yang disebabkan oleh persediaan bahan :
• Kehilangan productivitas penggunaan areal penyimpanan persediaan  bahan.
• Berpotensi menyebabkan kesalahan terhadap produk,
• Modal yang menganggur.
• Mempertinggi lead time process.
• Mempertinggi biaya perawatan dan penanganan persediaan.
• Berpotensi terhadap kerusakan persediaan
• Kesemrawutan dalam sistem penelusuran

7.  Kerusakan/Cacat (Defect) : Pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi pelanggan (proses kerja berikutnya).
Pemborosan yang ditimbulkan karena kerusakan antara lain :

• Berkurangnnya bahan baku, yang menyebabkan kekurangan materal yang diperlukan.
• Pemborosan terhadap waktu dalam pembuatan ulang atau perbaikan produk yang rusak.
• Peningkatan waktu tunggu terhadap proses berikutnya yang mempengaruhi penambahan biaya dan lead time.
• Pekerjaan rework merupakan suatu yang tidak berguna karena dapat meningkatkan biaya operasional
• Sortasi produk cacat dari produk yang diterima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar