Kaizen telah dikenal sebagai suatu metoda parktis yang terfokus pada tindakan perbaikan menuju kearah yang lebih baik dari sebelumnya dalam menjalankan proses operasional dibidang manufactur, engineering, develoupment maupun busines management. Metode ini telah berhasil diterapkan di toyota dan menjadikannya sebagai pijakan yang subtansial atas keberhasilan dalam menempatkan diri sebagai perusahaan otomotif teratas dalam bisnis otomotif dunia. Seiring dengan perkembangannya kaizen tidak hanya cocok diterapkan sektor manufaktur tapi juga disektor lain seperti kesehatan, psikoterapi, coaching,
pemerintahan, banking, pertambangan, dan diberbagai industri
lainnya.
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan kearah yang lebih, banyak pihak yang ingin menerapkan metoda perbaikan yang berasal dari Jepang ini, bertanya-tanya bahkan menyewa para konsultan kaizen untuk mengetahui lebih jelas bagaimana menerapkan "kaizen workshop" yang efektif agar mencapai sasaran yang dinginkan sehingga kaizen
dapat diandalkan sebagai suatu solusi yang paling efektif menuju perubahan
kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
Pengertian kaizen dalam bahasa
Jepang berarti perbaikan cepat secara terus menerus untuk menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Fokus perbaikan tersebut diarahkan untuk menghilangkan semua
aspek yang teridentifikasi sebagai hal-hal operasional yang tidak bernilai tambah serta pemborosan yang banyak ditemukan dalam proses operasional persahaan
maupun instansi pemerintahan. Kaizen adalah bagaimana membuat agar pekerjaan lebih muda dengan selalu menyadari bahwa metoda kerja yang paling mudah bukan berarti cepat dan paling nyaman tapi juga harus paling cepat dan kondusif dalam menciptakan produk dengan kualitas yang baik.
Sebagai suatu acuan yang efektif
dalam konteks pendekatan lean management (manajemen ramping), pelaksanaan kaizen workshop biasanya dilakukan
dengan melibatkan elemen kunci suatu organisasi mulai dari karyawan lintas operasional,
fungsional sampai pada level manajemen puncak, bersama-sama ikut terlibat dalam
kelompok/tim untuk tujuan perbaikan melalui proses menganalisa, merancang, memutuskan,
berkomunikasi, bertindak dan mengukur agar memperoleh capaian perbaikan yang lebih baik
dari problem yang ada maupun standar kinerja yang dicapai sebelumnya.
Contoh : Kaizen Workshop 5 hari (1 minggu) |
Dari pengalaman yang kami amati termasuk ketika melakukan workshop yang ada perusahaan Amerika Serikat dan beberapa negara di asia lainnya,
salah satu alasan awal kegagalan kaizen juga karena sebagian besar perusahaan yang menerapakan
kaizen belum sepenuhnya berkomitmen untuk menempatakan dan merespond kaizen sebagai suatu landasan strategi.
kaizen harus dimulai dari perubahan pola pikir bukan merupakan suatu tool management yang hasil pencapaiannya secara drastis dapat dilihat dalam jangka pendek tapi merupakan suatu akumulasi keberhasilan dalam konteks jangka
panjang dimana setiap karyawan memiliki pola pikir yang selalu berkomitment
untuk membuat hal-hal baru yang lebih baik.
Pelaksanaan kaizen memerlukan keterlibatan
pihak-pihak terkait sesuai dengan bidang yang akan di perbaiki, memerlukan usaha
tingkat tinggi yang tepat sasaran, melalui koordinasi yang baik dengan
mendapatkan dukungan penuh dari level top manajemen. Pelaksanaan kaizen yang
tidak tepat sasaran akan menimbulkan efek buruk pada hasil dan keberlanjutannya
jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan strategis. Oleh karena itu, sangat
penting untuk mengembangkan rencana rinci yang mencakup seluruh aspek dari
keberhasilan implementasi.
Sekalipun implementasi kaizen dalam tatanan cooporat awalnya dilakukan di Toyota sebagai salah satu dari strategi Toyota Production System (TPS), penerapan kaizen workshop 5 hari di toyota sendiri jarang diterapkan. Kaizen workshop 5 hari merupakan pendekatan ala barat yang berawal dengan memilih area penerapan kaizen yang memungkinkan untuk dilakukan perbaikan. Kaizen workshop
mingguan merupakan suatu “event” atau proyek mini yang dilakukan pada waktu
tertentu untuk melakukan perbaikan pada suatu area tertentu yang skop
perbaikannya melibatkan beberapa bagian/departement terkait yang telah
dipetakan dalam value stream mapping pihak departemen yang berperan sebagai sponsor dengan sasaran dan tujuan yang jelas yaitu "berubah lebih baik".
Kaizen event seperti ini hampir dilakukan di
beberapa perusahaan barat yang telah mengadopsi penerapan sisitem perbaikan, dimana setiap peserta yang terlibat akan sepenuhnya berkonsentrasi pada pemetaan proses yang akan diperbaiki, mengidentifikasi inefisiensi proses yang merupakan biang pemborosan lalu membuat rencana perbaikan yang strategis agar menghasilkan
proses produksi maupun pelayanan yang lebih baik, lebih cepat
dan output produk/pelayanan yang lebih
konsisten.
Lalu bagaimana metoda yang tepat dalam memulai melakukan inisitif kaizen workshop event (kaizen 5 harian/seminggu) ? Beberapa tahapan
yang harus dilakukan agar kaizen workshop berjalan tepat sasaran dan
menghasilkan perbaikan yang signifikan. Dibawah ini kami akan menguraikan tentang langkah-langkah yang efektif dalam menyelenggarakan kaizen workshop event sesuai dengan hasil pantauan maupun pengalaman kami dalam menjalankan kaizen workshop sbb :
1. Menentukan Potensi Masalah.
Tahapan ini adalah menentukan topik masalah yang biasanya dilakukan oleh suatu departemen yang memiliki rencana perbaikan secara periodik yang sekaligus berperan sebagai sponsor kaizen workshop. Potensi perbaikan biasanya telah teridentifikasi oleh suatu department karena
terdapat proses inefficiency yang bersifat ‘non value added” yang berdampak
besar terhadap pemborosan yang terkait dengan cost, waktu, qualitas dll.
Perusahaan yang sudah menerapkan "lean management" selalu memetakan semua permasalah yang telah teridentifikasi dalam peta identifikasi masalah sistematis yang biasa disebut ‘Value
Stream Mapping (VSM)” yang merupakan suatu tool grafik yang biasa digunakan dalam pendekatan lean management . Value Stream Mapping merupakan tools yang efektif dalam menggamabarkan seluruh aliran material, proses, jumlah pekerja, serta kapasitas proses operasional secara sistematis dan terstruktur yang menggambarkan keseluruhan bisnis proses dari aktifitas masuknya raw materal sampai menjadi produk untuk dikirim ke customer.
2. Bentuk Team Workshop.
Tahapan ini merupakan pembentukan
team workshop yang terlibat dalam proses perbaikan yang akan dilakukan.
Jumlah tim dalam kaizen workshop biasanya berjumlah 6 hingga 10 orang,
tergantung kebutuhan yang disesuaikan dengan skop atau bobot perbaikan. Peserta yang
terlibat dalam workshop sebaiknya terdiri dari beberapa utusan dari departemen
lain dan akan lebih baik jika berasal dari departemen yang terkait dengan
tema perbaikan yang akan diusung sehingga ide, opini dan perspektif
yang terlontar akan lebih mengenah dan variatif. Untuk lebih fokus dalam
melakukan perbaikan diharapkan agar setiap tim yang terlibat selama proses
kaizen workshop harus bebas dari aktivitas pekerjaan rutin harian sehingga
memudahkan sasaran dan strategi yang akan ditentukan selama berlansungnya
proyek kaizen.
3. Melakukan Pelatihan Kaizen Workshop
Salah satu Model Pelatihan Kaizen Workshop |
4. Mengidentifikasi
Permasalahan
Identifikasi masalah perlu di tindak lanjuti oleh team kaizen, setelah mendapat gambaran awal dari departemen sponsor tentang arah dan sasaran yang akan di
perbaiki sesuai dengan yang terncantum dalam value stream maping yang dibuat. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan rincian dan gambaran permasalahan yang lebih
real di area genba (lapangan) sekaligus menciptakan kesamaan persepsi sesama anggota team selama
proses kaizen workshop berjalan dan dengan demikian target yang dimaksudkan
akan mudah tercapai dan mengenai sasaran yang diinginkan
Tahapan melakukan identifikasi permasalahan seperti ini biasanya dilakukan setelah peserta mendapatkan pelatihan yang baik. Setiap peserta diberi kebebasan dalam menganalisa potensi permasalahan dari sudut pandang berbeda-beda yang pendekatannya mencakup batasan dalam aspek manusia (man), mesin (machine), materia (material), metode (method) dan lingkungan (environment) yang kemudian akan dibahas bersama team sehingga menghasilakan kesepakatan kolektif dari team kaizen.
Tahapan melakukan identifikasi permasalahan seperti ini biasanya dilakukan setelah peserta mendapatkan pelatihan yang baik. Setiap peserta diberi kebebasan dalam menganalisa potensi permasalahan dari sudut pandang berbeda-beda yang pendekatannya mencakup batasan dalam aspek manusia (man), mesin (machine), materia (material), metode (method) dan lingkungan (environment) yang kemudian akan dibahas bersama team sehingga menghasilakan kesepakatan kolektif dari team kaizen.
5. Menganalisa
masalah
Tahapan ini merupakan tahapan yang
penting setelah proses identifikasi permasalahan dilasanakan. Setelah pokok permasalahan
didapat, lingkup permasalahan jelas, baseline tersedia, ditindak lanjuti dengan
analisa untuk mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya dengan menggunakan
pendekatan root cause analysis. Terdapat banyak pendekatan yang berpotemsi
untuk mencari akar penyebab suatu masalah, anatara lain dapat menggunakan
beberapa tools seperti Ishikawa/Fishbone Diagram, 5 Why Analysis, Afinity
Diagram, Fault Tree Diagram, dan sebagainya. Untuk
memastikan bahkan mensingkronkan hasil analisa dengan permasalahan yang sebenarnya,
harus dilakuakan validasi langsung ke tempat permasalahan yang sebenarnya di
areal genba sehingga permasalah diketahu secara faktual.
6. Tujuan dan Sasaran Workshop
Kaizen
Setelah analisa masalah dilakukan
merujuk pada setiap permasalahan yang teridentifikasi akan memudahkan team
kaizen workshop untuk menentukan tindakan yang tepat dalam melakukan perbaikan.
Penentuan tujuan dan sasaran kaizen workshop berdasarkan hasil analisa masalah
yang teridentifikasi akan lebih efektif karena tujuan dan sasaran kaizen yang
dilaksanakan akan lebih terperinci berdasarkan kasus per kasus sekalipun pada
awal pelaksanaan workshop team kaizen sudah mendapatkan masukan tentang tujuan
kaizen yang akan dijalankan lebih awal, yang masih bersifat general dan kolektif dari departement yang berstatus
sebagai sponsor. Penetapan sasaran dan tujuan kaizen workshop sebaiknya tidak bersifat
general akan tetapi terfokus pada kasus per kasus secara terintegrasi melalui tahapan analisa masalah yang dilakukan.
7. Lakukan Pengukuran
Team Kaizen Melakukan Pengukuran |
Data-data metrik yang di peroleh/diukur sebelum
perbaikan akan menjadi variabel pembanding bagi pengukuran akhir setelah proyek
perbaikan selesai, sehingga akan diketahui sejauh mana progres perubahan yang
dicapai antara sebelum dan sesudah proses kaizen. Ini berguna ketika pengukuran
metrik diatas selesai setelah proses perbaikan maka team kaizen workshop akan dapat menilai dan
memutuskan apakah program yang diterapkan tersebut efektif atau tidak.
8. Laksanakan Tindakan Perbaikan
Setelah selesai melakukan root cause
analysis dan setiap elemen permasalahan terevaluasi dengan baik dan rinci
dengan prinsip gembutsu, akar masalah yang sebanarnya akan ditemukan. Jika tim
telah menemukan dan memahami akar masalah, segera buat rencana perbaikan dengan
pendelegasian tindakan yang efektif kepada anggota team sebagai yang
bertanggung jawab. Tindakan perbaikan yang dilakukan sebaiknya menggunakan
filosofi tindakan yang bersifat "Just Do It" dengan menghindari
Hi-Cost yang mungkin terjadi. Dalam melakukan tindakan perbaikan langkah yang tepat dalam kaizen adalah melakukan tindakan langsung untuk memperbaiki akar masalah.
9. Periksa Hasil
Setelah tindakan perbaikan selesai dilaksanakan,
saatnya untuk memeriksa hasilnya dengan melakukan pengukuran setelah perbaikan terlaksana, dimulai dengan melakukan
pengukuran ulang terhadap variable-variabel metrik yang sudah dilakukan dalam pengikuran sebelum
dilaksanakan tindakan perbaikan. Jika terdapat indikator yang belum menunjukkan
perubahan nilai yang diharapkan secara terukur maupun visualnya atau apakan
kinerja tim dalam melakukan perbaikan sudah efektif ataukah masih ada
kekurangan maka sebaiknya dilakukan analisa ulang. Jangan lupa mengabadikan
perubahan visual yang terjadi setelah dilakaukan perubahan oleh team kaizen
workshop.
10. Presentasikan Hasil
Contoh : Presentasi hasil Kaizen |
11. Standardisasi
Jika hasil pencapaian team kaizen
telah disepakati melalui forum presentasi kaizen yang diadakan dan
hasilnya telah terbukti sangat efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik
dari sebelumnya, maka lakukan standarnisasi terhadap nilai baru seperti waktu
siklus, layout, dan aliran proses dll. Semua pencapai nilai sebagai standard
yang baru akan menjadi acuan atau patokan program perbaikan selanjutnya untuk
memastikan hasil perbaikan tersebut sustainable dan dapat diikuti sebagai
petunjuk kerja yang yang baru dan dijalankan dengan konsisten.
12. Lakukan Follow Up
Setalah tahapan diatas selesai
anggota tim kaizen workshop dibawah koordinasi seoarang workshop team leader
harus menindak lanjuti beberapa masalah dan tindakan yang belum selesai selama
Kaizen event berlansung. Daftar tindakan yang dilakukan dalam mensukseskan penerapan hasil kaizen workshop harus dicantunkan lembaran "Action
Plan" sesuai waktu yang disepakati. Lakukan follow up / tindak lanjut dan
pastikan semua tindakan selesai dengan baik. Lakukan review untuk memastikan
hasil perbaikan sampai tuntas.
Contoh : Hasil Kaizen Workshop yang fantastis |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar